BAGI orang yang belum pernah ke Indonesia atau pertama kali berkunjung ke Jakarta, salah satu tempat yang perlu anda masukkan dalam jadual perjalanan anda ialah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang terletak di Jakarta Timur.
Apa yang ada di sana? Ketika pertama kali ke Indonesia, kira-kira 25 tahun yang lalu, saya tidak sempat melawat tempat ini. Hanya beberapa tahun kemudian, dalam satu program Fam Trip yang diatur oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu, saya sempat melawat ke TMII, kawasan taman pelancongan yang bertemakan budaya Indonesia.
Kali terakhir ke Taman Mini, jika tidak silap ialah tahun 2012 bersama saudara Akiah Haji Barabag, seorang pencinta budaya dan alam nusantara. Saya beritahu beliau, sekiranya ingin melihat keseluruhan wajah budaya di Indonesia dalam masa sehari, mungkin kunjungan ke TMII mampu memberikan sedikit gambaran mengenai setiap suku bangsa di Indonesia yang memiliki budaya yang tersendiri dan memiliki bentuk dan corak baangunan yang berbeza.
Masing-masing suku bangsa memiliki bangunan tradisional atau rumah adat, yang sudah pasti dibina dalam persekitaran budaya yang mereka miliki. Di Taman Mini Indonesia Indah yang terletak di kawasan seluas 150 hektar atau kira-kira 1.5 kilometer persegi, berbagai aspek kehidupan suku-suku bangsa yang berada di 33 provinsi di Indonesia boleh dilihat di anjungan provinsi yang dibina di sekitar danau dengan miniatur kepulauan Indonesia.
Ia dibahagikan secara tematik dalam enam zon, iaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Setiap anjungan menampilkan rumah adat atau bangunan khas setempat. Dalam anjungan daerah berbentuk tradisional, pelbagai elemen budaya seperto aneka busana,kesenian, adat istiadat, tarian dan tradisi daerah dan kekayaan alam ditampilkan untuk pengunjung.
TMII mula dibina pada tahun 1972 oleh Yayasan Harapan Kita dan dirasmikan pada 20 April 1975. Gagasan pembangunan miniatur yang mengandungi seluruh Indonesia dengan segala isinya dicetuskan oleh Ibu Tien Soeharto. Tujuannya adalah membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta pada seluruh bangsa Indonesia. Dengan memperkenalkan kebudayaan dan kekayaan alam kepada bangsa Indonesia dan bangsa lain.
Kini informasi mengenai TMII disebarkan melalui penerbitan produk cetak, mengadakan selain menyediakan informasi melalui website, facebook, Instagram,twitter dan media lain.
Selain bayaran yuran masuk yang murah, pengunjung juga boleh berkunjung ke pelbagai muzium seperti Museum Indonesia, Museum Keprajuritan, Museum Prangko Indonesia, Museum Pusaka, Museum Transportasi,Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Telekomunikasi Museum Olahraga Nasional, Museum Asmat, Museum Timor Timur, Pusat Peragaan IPTEK,Museum Minyak dan Gas Bumi, Museum Penerangan dan Bayt Al Quran dan Museum Istiqlal.
Saya tertarik dengan kata-kata bahawa pembangunan hakikatnya adalah pembangunan manusia untuk kepentingan manusia. Sebab itu disamping pembangunan ekonomi, segi kehidupan seperti politik, sosial, budaya, pendidikan, mental dan sebagainya perlu juga dibangunkan.
Kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memberi kesempatan untuk mengenali kebudayaan dan rumah-rumah adat suku-suku bangsa yang ada di Indonesia.
Sebenarnya banyak lagi yang belum sempat diceritakan. Perlu waktu yang lebih lama untuk menuangkan pengalaman dalam tulisan yang lebih lengkap.
Tulisan ini pun sengaja ditulis sekadar rakaman pengalaman bagi mengisi ruangan Nusantaraku Berkisahlah sepanjang pandemic Covid-19. Semua perjalanan ke luar negeri terpaksa di tangguhkan ke satu masa yang belum pasti. Sepanjang tahun 2020, kunjungan yang dijadualkan ke Padang, Jakarta, Sulawesi, Halmahera terpaksa dibatalkan atau ditangguhkan ke satu masa yang belum pasti.
Catatan kunjungan Ke TMII ini setidak-tidaknya mengubat kerinduan terhadap alam dan budaya Nusantara.